Selasa, 07 JANUARI 2025 • 16:31 WIB

PSGA UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Selenggarakan Workshop Penguatan Relawan untuk Pencegahan Kekerasan Seksual

Author

Workshop Penguatan Relawan untuk Pencegahan Kekerasan Seksual di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. (Z Creators/Michele Angelini)

INDOZONE.ID - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon sukses menggelar Workshop Penguatan Relawan bertema “Konsep Gender, Pembekalan Keterampilan, Pencegahan, dan Penanganan Kekerasan Seksual” pada 3-4 Januari 2025 di Auditorium LP2M lantai III.

Workshop ini diikuti puluhan relawan dan bertujuan membekali peserta dengan pemahaman mendalam tentang gender, keterampilan konseling, serta strategi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

Pada hari pertama, Noufal Hanif, S.Pd., memaparkan materi “Perempuan dalam Lintas Sejarah”, menjelaskan kontribusi perempuan dari berbagai era dan bagaimana konstruksi sosial memengaruhi peran mereka. Ia menyampaikan bahwa memahami sejarah perempuan membantu menciptakan kesadaran akan ketimpangan gender yang terjadi hingga saat ini.

"Perjuangan perempuan dalam sejarah tidak hanya inspiratif tetapi juga mengingatkan kita bahwa kesetaraan gender masih menjadi tugas kita bersama," ujarnya.

Baca Juga: HIMA UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Gelar Seminar Edukasi Penanganan Pelecehan Verbal dan Non-Verb

Sesi berikutnya, Mumtaz Afridah, M.Psi., memberikan pelatihan “Peer Konseling dan Praktik”, di mana peserta belajar keterampilan dasar konseling untuk membantu teman sebaya yang menghadapi kekerasan atau masalah psikologis.

"Konseling sederhana bisa menjadi jembatan untuk membantu korban berbicara dan mencari solusi. Dengan pelatihan ini, relawan diharapkan menjadi pendukung yang empatik dan efektif," jelasnya.

Hari kedua menghadirkan Imelda Triadhari, S.Sos. dengan materi “Konsep gender dan hubungannya dengan kekerasan seksual”. Ia membahas bagaimana stereotip gender menjadi akar kekerasan seksual dan pentingnya membangun budaya yang setara.

"Pemahaman tentang gender adalah langkah awal untuk memutus rantai kekerasan. Ketika kita memahami bahwa peran gender itu cair dan tidak terbatas oleh stereotip, kita bisa mencegah banyak bentuk kekerasan seksual," ungkapnya. Imelda juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat dan penerapan strategi pencegahan berbasis komunitas.

Materi terakhir disampaikan oleh Dewi Safitri, S.H., yang menjelaskan “Payung Hukum PSGA”. Ia membahas kebijakan hukum terkait kekerasan seksual di kampus, termasuk perlindungan bagi korban.

Baca Juga: Mahasiswa Biologi FTK Uin Ar-Raniry Banda Aceh Kerjasama Dengan BPDAS Tanam Mangrove

"Hukum adalah benteng perlindungan terakhir bagi korban, dan kita harus memastikan setiap orang memahami hak-haknya. Relawan juga perlu tahu bagaimana mendampingi korban melalui jalur hukum," tuturnya.

Sebagai kepala PSGA, Dr. Hj. Masriah, M.Ag., mengapresiasi antusiasme para peserta dan narasumber dalam workshop ini. Ia menyatakan, “Workshop ini adalah langkah strategis dalam memberdayakan relawan agar mampu menjadi agen perubahan yang berkompeten.

Pemahaman yang komprehensif tentang gender, konseling, dan hukum menjadi bekal penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan berkeadilan. PSGA berkomitmen untuk terus mendukung upaya preventif dan edukasi terkait kekerasan seksual, sehingga budaya kampus yang ramah gender bisa tercipta.”

Kegiatan ini ditutup dengan diskusi interaktif dan tanya jawab. Peserta menyatakan komitmen untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam upaya menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan berkeadilan gender. Imelda menegaskan, “Perubahan dimulai dari kita. Dengan pengetahuan dan keberanian untuk bertindak, kita bisa membangun lingkungan yang lebih adil dan inklusif.”

Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung