Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 14 JUNI 2025 • 11:35 WIB

Dari Garasi Kecil ke Kancah Global: Evolusi BINUS Mimpi Besar yang Tak Pernah Kecil

Dok. Binus University

INDOZONE.ID - Bayangkan sebuah ruangan sederhana di Jakarta tahun 1974. Bukan gedung pencakar langit, bukan pula ruang kuliah modern dengan proyektor pintar. Hanya sebuah ruang kursus kecil yang dinaungi semangat besar: membuka jalan bagi masa depan Indonesia melalui pendidikan dan teknologi. Dari ruang itulah, cikal bakal Universitas Bina Nusantara (BINUS) bermula dengan mimpi yang tak kalah ambisius dari perusahaan teknologi raksasa dunia.

Tahun 1974 adalah fase awal masa-masa perintisan Bapak Joseph Wibowo dan Ibu Widia Soerjaningsih. Ibu Widia, yang memiliki latar belakang pendidikan Teknik Elektro dan pengalaman mengajar komputer sewaktu kuliah, didorong oleh sang ayah untuk membuka kursus komputer sendiri. 

Maka berdirilah Modern Computer Course (MCC), bertempat di garasi rumah. Hanya mampu menampung 15 orang siswa, dengan kursi dan meja sederhana sebagai alat bantu. Namun dari ruang sempit itulah, semangat besar dan keberanian untuk merintis masa depan mulai tumbuh. Seperti halnya Apple yang lahir dari garasi Steve Jobs, MCC adalah garasi Indonesia yang melahirkan impian besar bernama BINUS.

Tumbuh dari Akar Teknologi

Dok. Binus University

Komputer pada masa itu masih merupakan barang langka, bahkan dianggap sesuatu yang “asing” oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Namun bagi MCC, justru di situlah peluangnya. Visi yang diusung adalah bahwa teknologi adalah bahasa masa depan, dan bangsa ini harus mulai belajar bicara dalam bahasa itu.

Tujuh tahun kemudian, kursus tersebut berkembang menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK) pada tahun 1981, salah satu institusi pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang secara khusus mengajarkan komputer. 

Ini bukan sekadar perubahan nama, tetapi representasi evolusi visi yang semakin besar dan nyata. ATK lalu berkembang menjadi AMIK Bina Nusantara, dan secara bertahap meningkat statusnya dari terdaftar, diakui, hingga disamakan oleh pemerintah. Perjalanan administratif ini menyimpan cerita panjang tentang kerja keras membangun legalitas di tengah tantangan zaman dan keterbatasan sumber daya.

Baca juga:  BINUS Malang Cetak Lulusan Digital Technopreneur Siap Kerja Lewat 2.200 Mitra Global

Menjadi Universitas, Menjadi Harapan

Tahun 1986 menjadi tonggak baru dengan lahirnya STMIK Bina Nusantara. Namun puncaknya terjadi pada 8 Agustus 1996: BINUS resmi menjadi universitas. Ini bukan sekadar soal perubahan bentuk institusi, melainkan pernyataan besar kepada bangsa ini bahwa BINUS tidak hanya ingin mengikuti perkembangan zaman, melainkan ingin menjadi salah satu yang memimpinnya.

Di sinilah visi besar mulai memekarkan dirinya. BINUS menghadirkan program-program unggulan di berbagai bidang strategis seperti teknologi informasi, sistem informasi, manajemen, akuntansi, desain, hingga komunikasi. 

Pendekatannya tidak hanya akademik, tapi juga sangat praktikal dan berorientasi pada kebutuhan industri. Di saat banyak perguruan tinggi masih ragu melangkah ke dunia digital, BINUS sudah menanamkan digitalisasi sebagai budaya.

Ekspansi Tanpa Batas: Fisik dan Digital

Dok. Binus University

Jika dahulu hanya satu garasi, kini BINUS menjelma menjadi jaringan ekosistem pendidikan modern yang tersebar di berbagai kota besar: Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Malang, Semarang, dan akan terus berkembang ke kota-kota lainnya. Namun yang lebih menarik adalah keberhasilan BINUS membangun koneksi nasional dan global melalui platform digital seperti BINUS Online Learning dan BINUSMAYA, yang memungkinkan pembelajaran berkualitas menjangkau pelosok Indonesia dan bahkan luar negeri.

BINUS tidak hanya membangun gedung dan kampus, tetapi membangun konektivitas dan kolaborasi. Mahasiswa tidak hanya belajar dari dosen, tetapi juga dari mitra industri, program internasional, hingga jejaring alumni global yang telah tersebar di berbagai sektor strategis dunia.

Tak Sekadar Universitas Tapi Gerakan

Seiring waktu, BINUS bukan lagi hanya sekumpulan bangunan dan ruang kelas. Ia menjadi simbol perubahan, gerakan pendidikan yang membuktikan bahwa inovasi, kerja keras, dan visi jangka panjang bisa mengubah sejarah. BINUS menunjukkan bahwa dari sebuah ruangan kecil di rumah biasa, bisa lahir gerakan yang berdampak luar biasa.

Yang membuat BINUS berbeda bukan hanya kampusnya yang megah atau programnya yang keren, tapi nilai-nilai yang hidup di dalamnya: semangat membangun bangsa melalui pendidikan, budaya inovasi yang progresif, dan orientasi kuat pada kontribusi nyata di tengah masyarakat.

Baca juga: Binus Malang Gelar Ngabuburit with SAS: Membangun Self-Love di Tengah Kesibukan Akademik

Mengukir Prestasi Global

Tahun 2025 menjadi momen penting bagi BINUS dengan torehan prestasi sebagai Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia versi EduRank. Tak hanya itu, BINUS juga menduduki peringkat ke-415 se-Asia dan peringkat ke-1.461 dunia. 

Bukan sekadar deretan angka prestasi ini merupakan hasil dari kontribusi nyata: 5,2 juta kutipan terhadap lebih dari 1,3 juta publikasi ilmiah dari 562 universitas di Indonesia, serta kiprah nyata 782 alumni BINUS yang sukses membangun karier, usaha, dan inovasi di berbagai bidang kehidupan.

Capaian ini menjadi bukti bahwa BINUS bukan hanya kuat dalam pengajaran, tetapi juga dalam penelitian, inovasi, dan kontribusi sosial. BINUS tidak sekadar mencetak sarjana, tetapi mencetak pemimpin, kreator, problem solver, dan pembelajar sepanjang hayat.

Inspirasi dari Ruang Sempit: Mimpi Tak Harus Dimulai dari Megah

Ada banyak kisah sukses yang dimulai dari ruang-ruang besar dan megah. Tapi kisah BINUS mengajarkan hal yang berbeda: bahwa visi besar tidak membutuhkan panggung mewah untuk lahir. Ia cukup dimulai dari satu titik keberanian, satu keputusan untuk bergerak, dan satu komitmen untuk terus berproses sekecil apapun langkah itu.

Jika kita menengok kembali ke tahun 1974, tak ada yang menyangka bahwa garasi kecil itu akan melahirkan sebuah universitas kelas dunia. Namun Ibu Widia dan Bapak Joseph tidak melihat keterbatasan ruang sebagai hambatan, melainkan sebagai tantangan yang layak dihadapi.

BINUS hari ini adalah hasil dari mimpi yang terus diperjuangkan. Dari kegigihan melawan keterbatasan, dari komitmen terhadap kualitas, dan dari keyakinan bahwa pendidikan adalah jembatan menuju masa depan yang lebih baik. Maka jangan heran jika BINUS tak hanya membangun kampus, tapi juga membangun harapan.

Baca juga: Binus Malang Gelar Ngabuburit with SAS: Membangun Self-Love di Tengah Kesibukan Akademik

Untuk Kamu yang Sedang Merintis: Jadikan Kisah Ini Pegangan

Kisah BINUS adalah cermin bagi siapa pun yang sedang merintis baik itu membangun usaha, membangun komunitas, membangun karya, atau bahkan membangun harapan pribadi. Bahwa tempat bukanlah penentu utama, tapi tekadlah yang akan menentukan kemana mimpi itu berlabuh.

Mungkin saat ini kamu juga berada di “garasi” versimu: kamar kos kecil, sudut rumah, ruang kerja sempit, atau bahkan hanya catatan mimpi di atas kertas. Tapi jangan pernah meremehkan tempat kecil. Karena bisa jadi, itu adalah awal dari sesuatu yang akan menginspirasi dunia. BINUS tidak hanya tentang kampus besar. Tapi tentang mimpi yang tak pernah kecil.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Pengamatan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Dari Garasi Kecil ke Kancah Global: Evolusi BINUS Mimpi Besar yang Tak Pernah Kecil

Link berhasil disalin!