INDOZONE.ID - Siapa yang menyangka bahwa sebuah tugas “hukuman” kuliah mampu membawa Gabrielle Bernadhita Mercyanto Putri menorehkan prestasi di kancah internasional. Mahasiswi Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang (UM) ini berhasil meraih kemenangan dalam ANU Indonesia Project 60th Anniversary Design Competition, sebuah kompetisi desain yang diselenggarakan oleh The Australian National University (ANU) untuk memperingati enam dekade kerja sama Indonesia-Australia.
“Saya merasa sangat senang dan tidak menyangka bisa menjadi pemenang,” ujar Gabriella.
Karya desainnya kini menjadi bagian dari seluruh rangkaian acara peringatan 60 tahun ANU Indonesia Project di Indonesia. Awalnya, Gabriella mengikuti kompetisi ini karena tugas akademik yang diberikan sebagai syarat tambahan nilai akibat kesalahan sekelasnya.
“Dosen saya memberikan tugas ini sebagai bentuk hukuman akademik. Awalnya hanya iseng, tetapi saya melihat peluang untuk menunjukkan kemampuan saya,” tuturnya sambil tersenyum.
Gabriella mempersiapkan desainnya secara mandiri dengan melakukan riset mendalam tentang ANU Indonesia Project dan sejarah hubungan bilateral Indonesia-Australia. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah mengatur waktu antara persiapan desain dan jadwal padat Ujian Akhir Semester (UAS). Karyanya memadukan dua hewan ikonik: komodo dari Indonesia dan kanguru dari Australia.
“Komodo melambangkan kekuatan, ketahanan, dan diplomasi internasional Indonesia. Sedangkan kanguru merepresentasikan semangat pantang menyerah dan kemajuan Australia,” jelas Gabriella.
Selain itu, elemen angka “60” dan simbol infinity yang ia gunakan menyimbolkan usia kerja sama bilateral serta harapan untuk kolaborasi tanpa batas di masa depan. Warna emas pada desainnya memberikan kesan kehormatan dan pencapaian luar biasa. Pendekatan visual yang simbolik dan naratif membuat desain Gabriella berbeda dari peserta lainnya.
“Saya ingin menyampaikan pesan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, tetapi kekuatan yang menyatukan,” tambahnya.
Gabriella mengaku mendapatkan banyak masukan dari dosen-dosen di Prodi DKV UM. Kritik desain yang membangun dari para dosen membantu Gabriella menyempurnakan karyanya.
“Ruang diskusi dengan dosen sangat membantu dalam proses ini. Dukungan moral dan akademik dari universitas sangat berarti,” ungkapnya.
Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga bagi Gabriella tentang pentingnya riset, strategi desain yang terstruktur, serta kemampuan menerjemahkan nilai dan identitas ke dalam bentuk visual. Ia juga semakin yakin untuk terus mengembangkan kemampuan di bidang branding dan identitas visual.
“Kompetisi bukan hanya soal menang, tapi juga tentang belajar, berkembang, dan membangun portofolio,” katanya.
Baca juga: Dari Garasi Kecil ke Kancah Global: Evolusi BINUS Mimpi Besar yang Tak Pernah Kecil
Gabriella berharap prestasinya dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berani mencoba hal baru.
“Jangan takut mencoba. Di balik tantangan, selalu ada peluang besar yang bisa membawa kita pada pencapaian luar biasa,” pesannya.
Ia juga berharap kemenangan ini dapat mengharumkan nama UM di kancah nasional maupun internasional.
“Semoga ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UM mampu bersaing dan menunjukkan kualitas di level global,” tutupnya.
Dengan kreativitas dan ketekunan, Gabriella telah membuktikan bahwa tugas yang awalnya dianggap hukuman dapat menjadi batu loncatan menuju prestasi internasional yang membanggakan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Um.ac.id