Varen Syifa Maudina (19) bersama Ibunda. (ugm)
INDOZONE.ID - Usaha tidak mengkhianati hasil, sebuah pepatah yang menggambarkan kisah Varen Syifa Maudina (19). Senyum merekah terlihat pada Varen dan sang ibu, Siti Darojah (53). Bagaimana tidak, Varen telah menggapai mimpinya berkuliah di kampus idamannya, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Varen, mahasiswi baru Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, FTP UGM yang mendapatkan pembebasan UKT 100 persen melalui jalur prestasi atau SNBP. Di balik pencapaiannya, sang ibu menjadi kekuatan, pendorong, dan penopang keluarga.
Varen Syifa Maudina (19) bersama sang Ibu. (ugm)
Sejak balita, Varen tumbuh tanpa adanya sosok ayah. Siti Darojah pun mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga setelah gempa pada 2007 menghancurkan usahanya, yang disusul dengan masalah keluarga.
Keadaan ini membuat Siti Darojah membuka usaha kantin di sekolah dasar Kecamatan Jetis, Bantul, untuk mencukupi kebutuhan Varen dan kakaknya yang saat itu duduk di bangku sekolah dasar.
“Saya memprioritaskan anak-anak, apa pun saya lakukan dan saya fokuskan untuk kehidupan anak,” ujar Siti, dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (20/6/2025).
Baca juga: Mahasiswa UGM Kaji Degradasi Lingkungan dan Pariwisata Karimunjawa, Ini Hasilnya
Mengetahui perjuangan sang bunda, Varen mengaku bangga. Sejak dini, ia terbiasa dengan rutinitas membantu ibunya menyiapkan jualan, hingga datang ke sekolah pukul 5 pagi untuk membantu membuka lapak.
Varen juga membawa dagangan sang ibu untuk dititipkan di kantin sekolahnya. Siti Darojah mengakui sengaja menyekolahkan Varen jauh dari rumah agar sang putri terlindungi dari tekanan sosial.
“Sejak SD sampai SMA sekolah Varen memang jauh dari rumah, itu saya lakukan supaya dia nggak dapat tekanan sosial kalau bersekolah di sekitar lingkungan rumah dan ditanya tentang ayahnya,” tutur Siti dengan penuh haru.
Dikenal pendiam, Varen merancang masa depannya sejak menduduki bangku SMP. Ia mengumpulkan prestasi dan memiliki kesan positif di sekolahnya.
Varen kemudian menaruh target pada UGM, sebagai tempat kuliah. Dia pun menjatuhkan pilihan pada Prodi Teknologi Pangan karena kecintaannya terhadap kimia.
Keterbatasannya dalam segi ekonomi tidak menghentikan Varen untuk mencari jalan lain. Ia memanfaatkan les murah dan belajar mandiri via daring. Varen percaya dengan penuh tekad dan doa yang kuat ia akan dituntun ke jalannya.
“Ibu saya tidak pernah bilang keberatan, selalu mendukung dan membebaskan pilihan saya. Saya percaya kalau kita niat cari ilmu, Allah pasti kasih jalan,” ungkapnya.
Baca juga: Gandeng Universitas Mataram, Mahasiswa UGM Siap Melaksanakan KKN di Desa Kaki Gunung Rinjani
Dalam hidupnya, Varen berpegang teguh pesan sang bunda untuk selalu jujur, rendah hati, mandiri, dan bersedekah meskipun hidup dalam kekurangan.
Sebagai bentuk rasa terima kasihnya, Varen bermimpi untuk melanjutkan S2. Tak cuma itu, Varen juga ingin berkiprah di sektor pemerintahan atau BUMN.
“Saya akan buktikan pada Ayah saya bahwa anak yang ditinggalkannya bisa melakukan suatu yang besar, saya dan kakak perempuan saya bisa berkuliah,” katanya dengan bersemangat.
Varen Syifa Maudina (19). (ugm)
Varen pun berpesan untuk siapa pun yang sedang berjuang, untuk tak putus asa. Dia menyarankan, untuk menikmati perjuangan karena suatu hari ada ganjaran baik yang menanti.
“Untuk semua yang tengah berjuang, dinikmati aja, karena suatu hari nanti kita mesti mendapatkan hasil dari apa yang telah kita perjuangkan dengan bangga,” pungkas Varen.
Penulis: Shifa 'Ainun Zaxrie
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Ugm.ac.id