Ilustrasi korban kekerasan seksual.
INDOZONE.ID - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menegaskan komitmennya dalam menangani dugaan kasus kekerasan seksual yang melibatkan Edy Meiyanto, seorang guru besar di Fakultas Farmasi.
Perkara ini menjadi sorotan publik karena diduga melibatkan figur akademik senior serta banyak korban dari berbagai jenjang pendidikan.
Laporan awal diterima pada tahun 2024 dan mengungkap bahwa tindak kekerasan tersebut telah berlangsung sejak 2023.
Namun demikian, Sekretaris UGM, Andi Sandi, mengakui bahwa kemungkinan peristiwa terjadi lebih awal dari waktu pelaporan.
Baca Juga: Kekalahan Real Madrid Jadi Bahan Ajar Dosen Fisika, Netizen: Titik Terendah Madrid!
“Meskipun informasi di luaran itu terjadi sebelum itu. Kejadian-kejadian sebelum laporan itu kami tidak mengetahuinya, artinya di tingkat Satgas kami tidak mengetahuinya karena baru reporting itu di 2024,” jelas Andi Sandi pada Jumat (11/5/2024).
Pihak UGM telah melakukan pemeriksaan terhadap 13 individu, baik korban maupun saksi.
Sebagian besar kejadian tidak berlangsung di lingkungan kampus, melainkan dalam aktivitas akademik seperti pembimbingan tugas akhir atau diskusi terkait lomba.
“Ada diskusi, ada juga bimbingan, ada juga pertemuan di luar untuk membahas kegiatan-kegiatan ataupun lomba yang sedang diikuti,” kata Andi.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Edy Meiyanto telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan tridharma perguruan tinggi sejak pertengahan 2024.
Selain itu, ia juga diberhentikan dari posisi yang diemban di laboratorium dan pusat penelitian.
“Sudah sejak pelaporan dari fakultas itu sudah dibebastugaskan,” tegas Andi.
Baca Juga: Aneh Tapi Nyata! Mahasiswa UNY Sulap Daun Kelor Jadi Kopi
Perilaku yang dituduhkan kepada Edy dinilai melanggar ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Rektor UGM Nomor 1 Tahun 2023.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara