INDOZONE.ID - BINUS University Malang terus berkomitmen dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam teknologi dan bisnis, tetapi juga memiliki kepedulian sosial.
Melalui program Impactful Community Service Coaching (ICSC) 2025, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi demi memberdayakan komunitas.
Program ini akan berlangsung dari 10 Maret hingga 31 Mei 2025 dan diinisiasi oleh Student Development Center melalui Teach For Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu di BINUS Malang akan berkolaborasi dengan Omah Gembira, sebuah organisasi yang fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas.
Melalui program ini, peserta akan merancang solusi digital, mengembangkan strategi bisnis sosial, serta mengasah keterampilan kepemimpinan dan kewirausahaan yang berdampak nyata.
Baca Juga: Keseimbangan Hidup di Era Digital untuk Generasi Muda BINUS Malang
Teknologi dan Bisnis sebagai Solusi Sosial
Dr. Robertus Tang Herman, S.E., M.M., Campus Director BINUS Malang, menekankan ICSC 2025 merupakan bagian dari visi kampus dalam membentuk generasi digital technopreneur yang inovatif sekaligus berempati terhadap permasalahan sosial.
"Kami ingin mencetak lulusan yang tidak hanya ahli dalam teknologi dan bisnis, tetapi juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi. ICSC 2025 membuktikan bahwa inovasi dapat berjalan seiring dengan keberlanjutan dan kepedulian," ujarnya.
Dalam program ini, mahasiswa akan bekerja sama dengan 12 komunitas di berbagai sektor, termasuk bisnis sosial, pendidikan inklusif, lingkungan, dan ekonomi kreatif.
Dengan pendekatan berbasis teknologi, mereka akan membantu komunitas lokal melalui strategi digital, pemasaran inklusif, serta pengembangan usaha berbasis sosial.
Kolaborasi Mahasiswa dan Komunitas
Agnes Ivana, mahasiswa Interactive Design & Technology, yang turut serta dalam program ini, mengungkapkan, bahwa pengalaman di ICSC 2025 telah mengubah perspektifnya terhadap bisnis dan inovasi.
Baca Juga: Dukungan BINUS Malang untuk Banyumaro Adventure di Lereng Semeru, Tingkatkan Daya Saing Wisata Lokal
"Saya belajar bahwa bisnis bukan hanya soal profit, tetapi juga bagaimana menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Program ini membuka wawasan saya tentang bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sosial," jelas Agnes.
Sementara itu, Riza Agung, S.Si., Founder Omah Gembira, menambahkan, bahwa ICSC 2025 lebih dari sekadar program pengabdian.
"Ini adalah ruang kolaborasi nyata antara mahasiswa, akademisi, dan komunitas. Kami sangat mengapresiasi kontribusi mahasiswa dalam menciptakan solusi yang dapat langsung diterapkan di lapangan," kata Riza.
Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Tak hanya berdampak bagi komunitas, ICSC 2025 juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan.
Melalui pendekatan inovatif yang menggabungkan teknologi, bisnis, dan dampak sosial, program ini tidak hanya memberdayakan komunitas, tetapi juga menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan kepemimpinan, kreativitas, dan kewirausahaan.
ICSC 2025 membuktikan bahwa BINUSIAN tidak hanya siap menghadapi dunia industri, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan bagi masyarakat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan